Minggu, 25 Desember 2011

Cara Wanita Timur Merawat Diri



MENGADOPSI cara wanita di negara Timur merawat dirinya, Shiseido menyajikan perawatan yang menggabungkan dua elemen dasar kehidupan Qi dan Xue. Negara-negara Timur, memiliki eksotikanya tersendiri. Salah satunya di dunia kecantikan. Cara wanita Timur merawat dirinya sering menjadi inspirasi yang tidak lekang dimakan waktu. Tsubo misalnya, suatu konsep perawatan dari Jepang yang unik digunakan oleh Shiseido.

Dalam perawatan tradisional Timur, Qi (baca: shi) adalah jiwa, sementara Xue (baca: shie) adalah darah, merupakan elemen dasar dalam konsep kehidupan dan patologi/ ilmu penyakit," ujar Sien Lie, Training Manager Shiseido Indonesia. Umumnya, metabolisme tiap orang memiliki aliran tersebut. Jika semua lancar, mereka dinyatakan sehat. Otomatis kecantikan luar makin terpancar. Sebaliknya jika ada gangguan, kesehatan kulit pun akan terganggu. "Shiseido merupakan sebuah perawatan kulit yang tidak hanya merawat dari luar, melainkan dari dalam. Salah satunya dengan tsubo, yang sendirinya bisa menstimulasi Qi dan Xue tadi sehingga aliran energi tadi menjadi lancar," tutur Sien Lie. Tsubo merupakan titik-titik efektif di mana tekanan seharusnya diberikan untuk menstimulasi dan menormalkan sirkulasi Qi-Xue. Biasanya titik tsubo ditemukan di seluruh tubuh, termasuk kepala, wajah, lengan, kaki, dan biasanya terletak di sepanjang garis bujur di mana Qi dan Xue mengalir. Pada prinsipnya, tsubo lebih simpel dari akupunktur. Selain itu, tsubo dilakukan dengan tangan, bukan dengan jarum seperti akupunktur.
Dalam setiap layanan professional facial yang diberikan oleh Shiseido, pasti dilakukan tsubo terhadap klien. Sebagai langkah awal, klien dapat berkonsultasi dengan aesthetician mengenai kondisi kulit dan jenis skin care yang tepat. Shesiedo sendiri memiliki berbagai varian perawatan kulit, mulai Shiseido The Skincare untuk kulit normal, normal kering, dan normal berminyak. "Aesthetician kami akan menganalisis kulit wajah agar bisa memberikan saran yang tepat sesuai dengan masalah kulit costumer. Untuk kategori produk sendiri dibedakan berdasarkan masalah kulit dan usia," kata wanita ramah ini.
Proses perawatan professional facial dimulai dengan proses cleansing. Dari sini tsubo sudah mulai dilakukan. Meski tidak begitu intens. Porsi terbesar untuk melakukan tsubo adalah saat pemijatan. Selama sekitar 30 menit, costumer dapat merasakan pijatan di sekujur wajah dan tubuh bagian atas, dada, dan punggung. Aroma skincare juga begitu lembut menyempurnakan proses relaksasi. "Memang costumer akan mendapatkan perawatan yang lebih intens untuk menormalkan kembali kondisi kulit yang bisa jadi stres karena pengaruh lingkungan dan pekerjaan, maupun pola hidup," kata Sien Lie.
Professional facial di Shiseido pun cenderung tidak sakit karena mereka menggunakan dua jenis vacuum berukuran sedang dan kecil. Aesthetician pun melakukannya perlahan, tapi hasilnya nyata. Kulit lebih bersih, komedo terangkat tanpa meninggalkan bekas merah. Satu sesi cleansing unik, yaitu menggunakan semacam sabun dan sikat elektrik. Baru setelah itu costumer akan diberikan masker wajah dengan sifat materi lebih padat, tapi tidak lengket dan berbau. Paduan dari teknik tsubo dan produk skincare Shiseido diyakini sangat berpengaruh dalam menjadikan kulit dan tubuh seseorang menjadi lebih cantik dan sehat. Professional facial dari Shiseido dapat dilakukan di seluruh gerai Shiseido.
(sindo//tty)

http://lifestyle.okezone.com

Inspirasi Menulis


Setiap penulis pasti pernah mengalami kebuntuan dalam menulis. Mendadak macet di tengah-tengah proses penulisan, atau justru melepem saat baru ingin mulai menulis. Penyebabnya karena padamnya lentera inspirasi. Jalan pikiran menjadi gelap. Alhasil sang penulis terjebak, tak tahu harus melanjutkan ke arah mana. Tak ubahnya bagai perahu layar yang mendadak berhenti melaju akibat mati angin. Tidak maju, tidak pula mundur. Hanya mengapung-apung di tengah samudera. Jika sudah begitu, haruskah penulis berhenti menulis sementara menunggu kembalinya inspirasi?

Inspirasi adalah motor penggerak bagi penulis. Kehadirannya memang tak bisa ditebak. Kadang datang begitu saja tanpa diminta, kadang tak kunjung tiba meski sudah dinanti-nanti. Lantas bagaimana seandainya inspirasi tidak datang juga setelah sekian lama, haruskah penulis hanya terus menunggunya? Tentu saja tidak, karena jika seorang penulis baru menulis setelah inspirasi yang ditunggunya tiba, ini akan menyulitkan si penulis itu sendiri. Ia sulit menjadi produktif apabila hanya mengandalkan kedatangan inspirasi alias hanya pasif menunggu sampai inspirasi itu hinggap di kepalanya. Oleh sebab itu, penulis harus aktif mencari inspirasi. Menangkap inspirasi.
Di mana inspirasi berada? Thornton Wilder (1897-1975), seorang novelis dan penulis sandiwara terkenal asal Amerika, berkata demikian: “bahan mentah karya-karya besar hanyut mengapung mengitari dunia, menunggu untuk dibungkus kata-kata.” Dengan kata lain, inspirasi ada di mana-mana. Dunia di sekeliling kita adalah harta karun inspirasi yang terus bertambah jumlahnya seiring dengan perjalanan waktu. Setiap hari selalu ada yang baru. Matahari di hari Senin tak pernah seratus persen sama dengan Matahari di hari Selasa keesokan harinya. Lagu X yang kita nikmati di bawah langit cerah pastilah menghasilkan nuansa berbeda dengan lagu X yang sama yang kita nikmati saat langit kelabu berhujan. Selalu ada sesuatu yang baru. Betapa melimpahnya inspirasi itu di sekitar kita. Keseharian kita sesungguhnya bertaburan inspirasi : filem, berita, buku, musik, langit, bunga, kucing, pakaian, tutur kata, gerak-gerik, tatapan mata, deru mobil, angin sore, lilin yang menyala, bulan purnama….; terlalu banyak untuk disebutkan. Itu hanya sebagian kecil dari sarang inspirasi.
Inspirasi selalu sedang menunggu kita, para penulis, untuk menemukan dan menangkapnya. Dan kita pasti bisa, sebab kita semua telah diperlengkapi dengan seperangkat alat penangkapnya: indera. Jadi, apapun aktivitas keseharian atau kegiatan favorit kita, jangan biarkan inspirasi berlalu begitu saja tanpa arti. Jangan biarkan filem yang kita tonton, musik yang kita nikmati, buku yang kita baca, berita yang kita dengar, kejadian yang kita saksikan, orang-orang yang kita temui dan sebagainya, lewat dan sirna tanpa kita sempat menangkap inspirasi yang bertebaran di dalamnya.
Tangkaplah inspirasi itu. Lalu catat dalam sebaris atau dua baris kalimat agar jangan sampai hilang terlibas keseharian kita yang lain sebelum akhirnya kita menjadikannya sebagai nafas dari tulisan kita kemudian.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management